Sebuah pemeo mendalam dari Dirjen GTK , bapak Iwan Syarif, Phd. Tentang Nyaman dengan Ketidak nyamanan yang menyentuh semua peserta Seminar NAsional dan Rakernas IGI yang berkumpul di BaLLroom Hotel santika Guru, Sabtu 10 April 2021. Pemeo Guru yang nyaman dari ketidak nyamanan mengandung arti bahwa guru janganlah berdiri pada zona nyaman, seharusnya merasa nyaman karena ada ketidak nyamanan. Ketidaknyamanan apa, ketidak nyamanan diri jika tidak menambah ilmu, ketidaknyamanan jika tidak menambah kompetensi diri merasa nyaman karena kesehariannya nyaman karena ada perubahan.
Pembelajaran di era Pandemi menuntut guru secara cepat harus mengusai IT, budaya pembelajaran berbasis IT menjadi tuntutan logis guna melayani pembelajaran peserta didik. Organisasi IGI sudah membuktikan eksistensinya dalam membina kompetesi guru di masa pandemic ini, dengan berbasis problem solving , dimana pelatihan pelatihan yang dilakukan berdasarkan kebutuhan setiap daerah dan wilayah di Indonesia. Belajar guru haruslah kontekstual, bukan 1 X 1 sebanyak 20x, karena hasilnya masih sama saja yaitu satu , guru tidak berubah, hanya mengulang kebiasaan lamanya dalam mengajar. Guru harus 1+1 sebanyak 20x artinya guru terus bertambah kompetensinya berulang kali sesuai dengan perkembangan jaman.
Untuk menggapai SDM unggul di tahun 2045 yang kita cita-citakan berawal dari kerja keras kita sekarang, bagai ungkapan Pendidikan bukan hanya tentang kurikulum tetapi pendidikan tempat bersemainya benih-benih kehidupan. Benih pengetahuan yang guru tanam sekarang akan berbuah di masa yang akan datang di tahun 2045 mencapai Indonesia unggul. Seperti halnya sekolah Budi Utomo atau perjuangan Kartini dimasa lalu, kita kecap hasilnya saat ini.
Bapak Iwan mengulas tentang Ruh Kihajar dewantara yang harus dimaknai oleh guru IGI, sebagai cita cita merdeka belajar yaitu, Siswa-Siswa-dan Siswa. Keberpihakan kepada siswa menjadi wajib bagi guru. Esensinya guru harus menjadi teladan di sekolah dan masyarakat, harus menjadi pembangkit semagat siswa dalam belajar, dan mendorong siswa menjadi manusia yang Merdeka, berhulu pada nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu perlu ruang-ruang inovasi dan kreativitas. Oleh karena itu pelatihan pelatihan yang akan dilaksanakan GTK nantinya tidak hanya berhenti sampai kegiatan pelatihan yang dilakukan itu selesai, tetapi akan terus berkelanjutan hingga ada tranformasi perubahan pada siswa. Siswa akan Merdeka dalam olah cipta, rasa dan Karsanya.
Baca Juga :
Pada Kesempatan ini juga, Pa Iwan menyebutkan rekan-rekan pengurus IGI yang turut ikut dalam kegiatan guru pengerak maupun Pengajar Praktik. Beliau memberikan apresiasi dengan memanggil nama dan memberikan motivasi dan sapaan hangat. Pengurus yang tergabung dalam gerakan merdeka belajar dan hadir pada rakernas diantaranya: ibu Desi , bapa Nurdin, dan Ibu Wulan. Selanjutnya diberikan sesi berfoto bersama ketum, sekjen , dan Pa Dirjen. Merupakan apresiasi yang luarbiasa dari pa Dirjen terhadap guru penggerak yang berkerja di lapangan.
Dr. Wulan Widaningsih
Kabid Literasi PP IGI
BENGKULU, IGI.OR.ID-
Post a Comment