Palembang, Kemendikbud — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengenalkan versi asli lagu Indonesia Raya, Rabu pagi (2/8/2017) kepada para siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 129 Palembang, Sumatera Selatan (SumSel). Menteri yang gemar mengawali hari dengan berolahraga ini menyanyikan tiga stanza lagu kebangsaan dengan para siswa, dan guru ketika upacara bendera bersama sebelum Kegiatan Belajar Mengajar dimulai.
“Saya lihat para siswa sudah hafal lagu Indonesia Raya tiga stanza ini, banyak siswa yang bernyanyi tidak pakai teks, lebih hafal dari Menterinya,” ujar Menteri Muhadjir, di lapangan upacara SDN 129 Palembang, SumSel, Rabu (2/8/2017).
Menurutnya, Lagu Indonesia Raya versi lengkap ini penting agar para siswa mengenal bahwa lagu kebangsaan bukan hanya sekedar satu bait, bahkan memiliki tiga bait atau stanza. Lagu itu, lanjut Muhadjir, haruslah diartikan secara keseluruhan, karena satu pengertian utuh tidak dapat ditinggalkan.
Sebagai informasi, Menteri Muhadjir telah menghimbau untuk menyanyikan Lagu Indonesia Raya versi lengkap mulai ajaran baru, telah digaungkan sejak beberapa waktu lalu.
Mendikbud berpesan kepada kepala sekolah dan guru di seluruh Provinsi SumSel untuk mengawali kegiatan belajar mengajar setiap minggu dengan upacara bendera, disertai nyanyian Lagu Indonesia Raya tiga stanza.
“Setiap sekolah boleh menerapkan kebiasaan masing-masing, tapi terpenting setiap hari Senin harus melakukan upacara bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan setiap hari di kelas, siswa wajib menyanyikan lagu Indonesia Raya,” ujarnya.
Kalau di upacara resmi, lanjutnya, menyanyikan lagu Indonesia Raya bisa berupa satu stanza tapi khusus untuk sekolah, harus menyanyikan tiga stanza.
Saat pembiasaan lagu kebangsaan tersebut, Menteri Muhadjir ingatkan guru untuk pupuk jiwa kepemimpinan siswa. “Setiap anak harus memiliki jiwa kepemimpinan, paling tidak menjadi pemimpin untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya di sekolah dan kelas. Itu (pemimpin lagu) harus digilir antar siswa,”jelasnya.
Penerapan PPK dan keadaan sekolah
Penerapan PPK di Palembang tak luput dari perhatian Menteri Muhadjir. Pada kesempatan yang sama, ia mengingatkan sekolah untuk terapkan Penguatan Pendidikan Karakter yang menyesuaikan kondisi sekolah.
“Segera terapkan Penguatan Pendidikan Karakter dengan menyesuaikan kemampuan masing-masing sekolah. Tidak ada pemaksaan,” ujarnya.
Ia menjanjikan adanya tim asistensi untuk membantu sekolah mengadopsi PPK di sekolah masing-masing.
“Kemendikbud memiliki tim asistensi untuk membantu menyusun program PPK di sekolah masing-masing karena program di tiap sekolah berbeda sesuai dengan ekosistem masing-masing,” jelaanya.
Kepala Sekolah SDN 129 Palembang, Muslimah, menjelaskan lima hari sekolah untuk PPK masih belum bisa terlaksana. Dia mengungkapkan jumlah rombongan belajar yang tergolong besar sehingga penerapan double shift menjadi penyebab utama.
“Kita masih menerapkan enam hari karena faktor rombongan belajar yang tergolog banyak dan double shift (kelas terbagi pagi dan siang),” ujarnya usai pelaksanaan upacara bendera dengan Pembina Upacara Mendikbud Muhadjir Effendy, di Palembang, Sumsel, Rabu (2/8/2017).
SDN 129 Palembang memiliki sebanyak 1.248 siswa dengan 37 rombongan belajar dalam enam kelas. Para siswa tersebut terbagi ke dalam dua shift kegiatan belajar mengajar, yaitu kelas pagi yang dimulai pukul 06.40 s.d. 12.00 WIB, dan kelas siang pada pukul 12.15 s.d. 16. 00 WIB.
Sehingga, Kepsek Muslimah menempuh alternatif dengan memperkuat karakter melalui rangkaian kegiatan ekstrakuler.
“Kami sangat mendukung, jadi kami lakukan dengan Jam Ke-Nol di sekolah,” ujarnya.
Jam Ke-Nol ini menurut Muslimah berupa kegiatan keagamaan yang dilakukan siswa sebelum kegiatan belajar mengajar. “Jam ini merupakan waktu siswa dibiasakan membaca doa dahulu yang dibimbang guru masing-masing. Ada pembacaan ayat-ayat pendek Al-Qur’an,” ujarnya.
Kalau hari Jumat, lanjutnya, siswa membaca Yasin di lapangan saat cuaca cerah, ataupun di ruang kelas ketika hujan.
Dia berharap, kegiatan itu bisa menumbuhkan anak menjadi anak yang agamis. Kemudian, terdapat ekstrakurikuler Polisi Kecil yang bekerjasama dengan Polisi, Pramuka dan rebana atau rodad.
*
Palembang, 2 Agustus 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Post a Comment